CARI PENUMPANG: Angkutan umum ngetem di barat Terminal Cepu, sudah lama tidak mengangkut pelajar. (LUKMAN HAKIM/RDR.BLORA)
- Advertisement -
BLORA,Radar Bojonegoro – Penyediaan angkutan atau bus sekolah tentu terkendala biaya. Sekolah diminta koordinasi dengan sopir angkutan atau mobil penumpang umum (MPU). Tentu, ini menjadi angin segar bagi sopir MPU, karena selama ini hanya minim penumpang, banyak pelajar pakai motor.
‘’Tolong dinas pendidikan sesegera mungkin menggelar rapat bersama pengusaha angkot dan bus mini. Gandeng dinas perhubungan. Angkot dan bus mini yang sepi penumpang bisa ramai lagi khusus untuk pelajar,” kata Bupati Blora Arief Rohman saat musyawarah perencanaan pembangunan kelompok rentan kemarin (7/3).
- Advertisement -
Bupati meminta disdik mengonsep skema angkutan umum untuk pelajar. Bermusyawarah dengan para kepala sekolah dan komite. Adanya bus sekolah, pihaknya ingin pelajar bisa pergi ke sekolah dengan aman dan lancar. Tanpa harus melanggar aturan lalu lintas.
Misalnya, SMPN 1 Sambong menggandeng beberapa pemilik bus mini menjadi bus sekolah. Sebelumnya, satlantas polres menerbitkan edaran agar pelajar belum memiliki surat izin mengemudi (SIM) tidak boleh berkendara saat sekolah. Rentan terjadi kecelakaan.
Kepala Disdik Aunur Rofik bakal menindaklanjuti arahan bupati untuk berkoordinasi dengan dishub, pihak sekolah dan pemilik angkutan umum. Ia menyadari angkutan umum pelajar saat ini masih minim.
Rofik mengaku pemkab belum ada bus khusus mengangkut pelajar sekolah. Namun ada sekolah sudah berinisiatif kerja sama dengan bus untuk antar jemput pelajar. Terkait konsepnya, pihaknya mengaku masih dirumuskan. Misal memberi bantuan atau fasilitas menunjang sekolah agar bisa menjalankan program angkutan umum bagi pelajar.
Saat ini, pelajar masih banyak membawa motor saat sekolah dan dititipkan di tempat agak jauh dari sekolah. ‘’Kami perlu konsep, misalnya bantuan apa dan memfasilitasi apa perlu dirumuskan,” terangnya. (luk/rij)
BLORA,Radar Bojonegoro – Penyediaan angkutan atau bus sekolah tentu terkendala biaya. Sekolah diminta koordinasi dengan sopir angkutan atau mobil penumpang umum (MPU). Tentu, ini menjadi angin segar bagi sopir MPU, karena selama ini hanya minim penumpang, banyak pelajar pakai motor.
‘’Tolong dinas pendidikan sesegera mungkin menggelar rapat bersama pengusaha angkot dan bus mini. Gandeng dinas perhubungan. Angkot dan bus mini yang sepi penumpang bisa ramai lagi khusus untuk pelajar,” kata Bupati Blora Arief Rohman saat musyawarah perencanaan pembangunan kelompok rentan kemarin (7/3).
- Advertisement -
Bupati meminta disdik mengonsep skema angkutan umum untuk pelajar. Bermusyawarah dengan para kepala sekolah dan komite. Adanya bus sekolah, pihaknya ingin pelajar bisa pergi ke sekolah dengan aman dan lancar. Tanpa harus melanggar aturan lalu lintas.
Misalnya, SMPN 1 Sambong menggandeng beberapa pemilik bus mini menjadi bus sekolah. Sebelumnya, satlantas polres menerbitkan edaran agar pelajar belum memiliki surat izin mengemudi (SIM) tidak boleh berkendara saat sekolah. Rentan terjadi kecelakaan.
Kepala Disdik Aunur Rofik bakal menindaklanjuti arahan bupati untuk berkoordinasi dengan dishub, pihak sekolah dan pemilik angkutan umum. Ia menyadari angkutan umum pelajar saat ini masih minim.
Rofik mengaku pemkab belum ada bus khusus mengangkut pelajar sekolah. Namun ada sekolah sudah berinisiatif kerja sama dengan bus untuk antar jemput pelajar. Terkait konsepnya, pihaknya mengaku masih dirumuskan. Misal memberi bantuan atau fasilitas menunjang sekolah agar bisa menjalankan program angkutan umum bagi pelajar.
Saat ini, pelajar masih banyak membawa motor saat sekolah dan dititipkan di tempat agak jauh dari sekolah. ‘’Kami perlu konsep, misalnya bantuan apa dan memfasilitasi apa perlu dirumuskan,” terangnya. (luk/rij)