- Advertisement -
BLORA, Radar Bojonegoro – Terhitung ada 14 orang mengidap virus human immunodeficiency virus/ acquired immunodeficiency syndrome (HIV/AIDS) di awal 2023 ini. Meliputi 12 orang mengidap HIV dan 2 lainnya HIV/AIDS. Sebelumnya, 2022 lalu terdapat 213 kasus HIV/AIDS. Hal ini menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah setempat khususnya dinas kesehatan (dinkes).
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Edy Widayat melalui Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Sutik mengatakan, HIV/AIDS virus berbahaya sebab belum ada obat bisa menyembuhkan. Hanya, konsumsi obat digunakan untuk mencegah persebaran virus tersebut.
Dinkes mengupayakan pengobatan mencegah HIV/AIDS ditingkatkan. Tahun ini sudah melatih tenaga medis menangani HIV/AIDS setiap rumah sakit dan puskesmas. Tahun lalu hanya 5 puskesmas bisa menangani kasus tersebut.
- Advertisement -
‘’Kami melatih tenaga medis setiap layanan dan hanya menunggu aktivasi. Pengobatan HIV/AIDS kan harus intens setiap hari dan seumur hidup agar bisa mencegah penyebaran,’’ jelasnya.
Ia berpesan kepada masyarakat agar memperhatikan aktivitas atau akses rawan menyebabkan persebaran virus. Misalnya, kontak seksual, kontak darah saat tranfusi, dan ibu menderita virus tersebut kepada anaknya.
Dinkes, menurut Sutik, juga membentuk program  Dukungan Sebaya untuk mengumpulkan penderita HIV/AIDS agar saling mendukung masa pengobatan dan pencegahan. (hul/rij)
BLORA, Radar Bojonegoro – Terhitung ada 14 orang mengidap virus human immunodeficiency virus/ acquired immunodeficiency syndrome (HIV/AIDS) di awal 2023 ini. Meliputi 12 orang mengidap HIV dan 2 lainnya HIV/AIDS. Sebelumnya, 2022 lalu terdapat 213 kasus HIV/AIDS. Hal ini menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah setempat khususnya dinas kesehatan (dinkes).
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Edy Widayat melalui Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Sutik mengatakan, HIV/AIDS virus berbahaya sebab belum ada obat bisa menyembuhkan. Hanya, konsumsi obat digunakan untuk mencegah persebaran virus tersebut.
Dinkes mengupayakan pengobatan mencegah HIV/AIDS ditingkatkan. Tahun ini sudah melatih tenaga medis menangani HIV/AIDS setiap rumah sakit dan puskesmas. Tahun lalu hanya 5 puskesmas bisa menangani kasus tersebut.
- Advertisement -
‘’Kami melatih tenaga medis setiap layanan dan hanya menunggu aktivasi. Pengobatan HIV/AIDS kan harus intens setiap hari dan seumur hidup agar bisa mencegah penyebaran,’’ jelasnya.
Ia berpesan kepada masyarakat agar memperhatikan aktivitas atau akses rawan menyebabkan persebaran virus. Misalnya, kontak seksual, kontak darah saat tranfusi, dan ibu menderita virus tersebut kepada anaknya.
Dinkes, menurut Sutik, juga membentuk program  Dukungan Sebaya untuk mengumpulkan penderita HIV/AIDS agar saling mendukung masa pengobatan dan pencegahan. (hul/rij)