PATUH ATURAN: Para siswa SMA pulang sekolah berkendara motor. Satlantas ingatkan taati aturan. (LUKMAN HAKIM/RDR.BLORA)
- Advertisement -
INSTRUKSI bupati yang meminta sekolah menggandeng sopir angkutan, seakan menjadi angin segar. Duladi salah satu sopir MPU mengatakan, upaya menggandeng angkutan dapat meningkatkan okupansi penumpang yang kondisinya sepi. Bahkan, tidak ada pelajar saat ini menggunakan jasa angkutan umum.
‘’Zaman riyen nggih pelajar, sekarang jarang anak sekolah pakai len (angkutan) untuk berangkat sekolah,” ujarnya.
- Advertisement -
Menurutnya, banyaknya motor menjadi penyebab pelajar tidak lagi minat naik angkutan. Pada 1990-an sampai 2000 masih sering menngangkut penumpang pelajar. Sebab rute ia ambil sekolah-sekolah dekat dengan jalanan Cepu-Blora.
‘’Terutama sekolah-sekolah di pinggir jalan, tapi sekarang sudah tidak ada,” jelasnya. (luk/rij)
INSTRUKSI bupati yang meminta sekolah menggandeng sopir angkutan, seakan menjadi angin segar. Duladi salah satu sopir MPU mengatakan, upaya menggandeng angkutan dapat meningkatkan okupansi penumpang yang kondisinya sepi. Bahkan, tidak ada pelajar saat ini menggunakan jasa angkutan umum.
‘’Zaman riyen nggih pelajar, sekarang jarang anak sekolah pakai len (angkutan) untuk berangkat sekolah,” ujarnya.
- Advertisement -
Menurutnya, banyaknya motor menjadi penyebab pelajar tidak lagi minat naik angkutan. Pada 1990-an sampai 2000 masih sering menngangkut penumpang pelajar. Sebab rute ia ambil sekolah-sekolah dekat dengan jalanan Cepu-Blora.
‘’Terutama sekolah-sekolah di pinggir jalan, tapi sekarang sudah tidak ada,” jelasnya. (luk/rij)