BLORA, Radar Bojonegoro – Temuan baru penderita human immunodeficiency virus (HIV) menjadi evaluasi penindakan bersama. Dinas Kesehatan (Dinkes) Blora menemukan 17 penderita HIV periode satu bulan lalu. Hal itu diketahui setelah melakukan deteksi dini menggunakan voluntary counselling and testing (VCT) mobile. Sasaran para pekerja seks komersial (PSK) dan narapidana di rumah tahanan (rutan).
Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Dinkes Blora Sutik mengungkapkan, dari kegiatan VCT mobile yang dilakukan Ferbuari 2022, ditemukan 17 orang penderita baru HIV. Sasaran VCT kelompok rentan tertular penyakit HIV/AIDS.
“Para pekerja seks komersial (PSK) serta warga binaan atau narapidana di Rumah Tahanan (Rutan) Blora,” ungkapnya kemarin (4/3).
Sutik menerangkan, kegiatan dilaksanakan Februari lalu, dengan memeriksa memeriksa 239 orang menggunakan VCT mobile. Ia mengklaim, jumlah tersebut mengalami penurunan dibanding temuan tahun lalu mencapai 27 orang.
Sebanyak sepuluh pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) di Kabupaten Blora kini sudah bisa melayani pengobatan warga menderita penyakit HIV. Meliputi Puskesmas Japah, Tunjungan, Ngawen, Doplang, Menden, Jiken, dan Sambong.
“Di sepuluh puskesmas itu sudah ada petugas pelayanan pengobatan termasuk konseling bagi penderita HIV,”’ ujarnya.
Bagi yang dinyatakan positif HIV, Sutik meminta mereka melakukan pengobatan rutin dengan mengonsumsi obat antiretroviral (ARV). Obat diberikan secara gratis dan bisa diperoleh di puskesmas maupun di rumah sakit.
Sutik menjelaskan, HIV tidak segera ditangani akan berkembang menjadi kondisi serius disebut AIDS (acquired immunodeficiency syndrome). AIDS ini stadium akhir dari infeksi HIV. Tahap ini, kemampuan tubuh melawan infeksi sudah hilang sepenuhnya.
“Dengan pengobatan ARV ini kalau penderita HIV hamil, kemungkinan besar tidak akan menularkan penyakitnya pada bayi di kandungnya. Selain itu, daya tahan tubuh akan semakin meningkat,’’ tutupnya. (luk/rij)