24.8 C
Bojonegoro
Friday, March 31, 2023

Cegah Stunting, Remaja Putri Diminta Konsumsi Tablet Tambah Darah

- Advertisement -

BLORA, Radar Bojonegoro – Keterlibatan penanganan stunting oleh dinas kesehatan (dinkes) lebih difokuskan kepada remaja. Salah satunya pemeberian tablet penambah darah. Namun, dari data tahun lalu, dinkes tidak memenuhi sasaran 66.476 remaja. Hanya terserap sekitar 56.368 remaja.

 

Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Masyarakat Dinkes Blora Diah Pusparini menjelaskan, penanganan stunting lebih kepada pencegahan, fokus intervensi spesifik pada remaja. Telah diterapkan posyandu remaja, pemeriksaan hemoglobin (Hb) dan lingkar lengan atas.

 

‘’Untuk mengetahui data anemia dan masalah gizi yang mengancam remaja,” jelasnya.

- Advertisement -

 

Ia menjelaskan, beberapa hal tersebut dapat memengaruhi jumlah stunting di daerah. Serta menjadwalkan konsumsi tablet tambah darah untuk remaja putri. Sebab faktor keurangan darah dan gizi pada remaja memengaruhi stunting di daerah.

 

“Karena remaja anemia dan KEK (kurang energi kronik)  kelak kalau hamil berpotensi melahirkan bayi BBLR (berat badan lahir rendah),” jelasnya.

 

Jika kondisi tersebut sudah menjangkit remaja, saat ia melahirkan bayi kurang dari standar yakni 2,5 kilogram. Sehingga bayi dengan berat badan kurang dari berat nomal dikategorikan risiko stunting.

 

Sehingga tahun lalu, pihaknya menargetkan sebanyak 66.476 remaja putri mengonsumsi tablet penambah darah dengan jumlah 2.931.136 tablet. Namun, target tersebut tidak tercapai, sebab remaja puti mengonsumsi sekitar 56.368 atau baru mencapai 84,8 persen. (luk/rij)

BLORA, Radar Bojonegoro – Keterlibatan penanganan stunting oleh dinas kesehatan (dinkes) lebih difokuskan kepada remaja. Salah satunya pemeberian tablet penambah darah. Namun, dari data tahun lalu, dinkes tidak memenuhi sasaran 66.476 remaja. Hanya terserap sekitar 56.368 remaja.

 

Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Masyarakat Dinkes Blora Diah Pusparini menjelaskan, penanganan stunting lebih kepada pencegahan, fokus intervensi spesifik pada remaja. Telah diterapkan posyandu remaja, pemeriksaan hemoglobin (Hb) dan lingkar lengan atas.

 

‘’Untuk mengetahui data anemia dan masalah gizi yang mengancam remaja,” jelasnya.

- Advertisement -

 

Ia menjelaskan, beberapa hal tersebut dapat memengaruhi jumlah stunting di daerah. Serta menjadwalkan konsumsi tablet tambah darah untuk remaja putri. Sebab faktor keurangan darah dan gizi pada remaja memengaruhi stunting di daerah.

 

“Karena remaja anemia dan KEK (kurang energi kronik)  kelak kalau hamil berpotensi melahirkan bayi BBLR (berat badan lahir rendah),” jelasnya.

 

Jika kondisi tersebut sudah menjangkit remaja, saat ia melahirkan bayi kurang dari standar yakni 2,5 kilogram. Sehingga bayi dengan berat badan kurang dari berat nomal dikategorikan risiko stunting.

 

Sehingga tahun lalu, pihaknya menargetkan sebanyak 66.476 remaja putri mengonsumsi tablet penambah darah dengan jumlah 2.931.136 tablet. Namun, target tersebut tidak tercapai, sebab remaja puti mengonsumsi sekitar 56.368 atau baru mencapai 84,8 persen. (luk/rij)

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

Koleksi 50 Boneka di Rumah

Diparkir di Kos, Motor Raib

Amankan Pengedar SS di Pantura


/