LAMONGAN, Radar Lamongan – Sebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) terus diantisipasi. Kecamatan Karanggeneng, Karangbinangun, dan Glagah, masih nihil kasus.
Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi, meminta peternak yang wilayahnya masih terpapar penyakit tersebut untuk tidak perlu panik. Dia memastikan pemerintah akan membantu untuk menurunkan risiko penularan.
Selain vaksinasi, tim kesehatan hewan rutin melakukan pengecekan dan penyemprotan kandang. Bupati Yes menjelaskan, penularan hanya melalui reseptor pada hewan. Tidak mungkin menular ke manusia yang berbeda spesies.
Terkait pasar hewan yang masih ditutup, akan dikoordinasikan lagi dengan instansi terkait. “Kita akan komunikasikan ulang agar tidak menimbulkan sesuatu yang fatal, apalagi merugikan peternak Lamongan,” katanya.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Lamongan, M Wahyudi, menjelaskan, vaksinasi digenjot untuk kantong – kantong yang masih aman. Tujuannya agar ternaknya memiliki ketahanan dan tidak mudah terpapar virus.
Menurut Wahyudi, populasi ternak sapi di Karanggeneng ada 1.605 ekor, Karangbinangun terdata 370 ekor dan 35 ekor di Glagah. Populasi itu sangat jauh dibandingkan dengan ternak di wilayah Mantup dan Sambeng yang mencapai lebih dari 10 ribu ekor. ‘’Sasaran vaksinasi sebenarnya semua, tapi dimaksimalkan yang sehat,’’ jelasnya.
Wahyudi mengatakan, ternak yang terindikasi PMK, langsung dikarantina. Petugas memaksimalkan stok obat yang ada. “Kalau masih bergejala bisa langsung dilakukan pengawasan dan penanganan supaya tidak sampai menularkan,” katanya.
Dia menambahkan, minggu lalu ada tambahan 9 ribu dosis untuk ternak Lamongan. Kiriman stok itu didistribusikan ke wilayah yang masuk dalam pendataan petugas. Menurut Wahyudi, penanganan PMK membutuhkan dukungan banyak pihak. Peternak juga diharapkan kooperatif dalam memutus rantai penularan dengan tidak menjual ternak yang sakit. (rka/yan)