Goresan pensilnya mampu membuat gambar sketsa wajah menjadi hidup. Tajam dengan karakter. Dua tahun ini menyeriusi bakat menggambarnya itu. Ternyata banyak yang terpikat.
Â
M. NURKOZIM, Radar Bojonegoro
PONSEL Rijal Humam berdering. Sebuah pesan WhatsApp masuk. Seorang kenalannya mengirimkan sebuah foto. Tidak berapa lama kemudian Rijal mengambil lembaran kertas putih dan pensilnya. Ia pun mulai menggambar foto baru terkirim di ponselnya itu.
‘’Satu gambar biasanya selesai satu hari. Tergantung rumit tidaknya gambar,’’ tutur Rijal kepada Jawa Pos Radar Bojonegoro kemarin (18/5).
Pemuda warga Desa Kabalan, Kecamatan Kanor, itu spesialis menggambar wajah dengan pensil. Mulai menekuni seni lukis dengan pensil sejak dua tahun terakhir. Menggambar sketsa ini terus diasah setelah memiliki bakat menggambar sejak belia. Saat masih duduk di bangku sekolah dasar (SD) sudah suka menggambar.
Dua tahun terakhir, Rijal mulai membuka jasa menggambar wajah. Itu dimulai secara tidak sengaja. Seorang teman meminta tolong kepadanya untuk menggambarkan wajah pacarnya.
Dengan senang hati, Rijal menyanggupinya. Tidak disangka hasil gambar karyanya itu membuat temannya senang. Dari situ Rijal mulai banyak direkomendasikan menggambar wajah. ‘’Yang pesan awal-awal dulu anak-anak muda. Mereka minta digambarkan wajah pacarnya. Saat ini yang pesan sudah beragam,’’ ujar pemuda kelahiran 1995 itu.
Meski banyak order, Rijal tidak menekuni menggambar sebagai pekerjaan utama. Rijal tetap memilih bekerja di sebuah perusahaan. Berstatus sebagai karyawan di sebuah perusahaan di Bojonegoro, ia mengerjakan orderan gambar ketika malam hingga larut. Satu gambar diselesaikan dalam sehari.
‘’Saat ini banyak yang pesan. Kemungkinan 4 sampai 5 hari pesanan baru jadi,’’ tuturnya.
Rijal tidak pernah kursus menggambar. Belajar secara otodidak. Bakat menggambarnya diasah sendiri dengan banyak menimba ilmu dari YouTube. Akhirnya, bisa menemukan teknis-teknis menggambar dengan pensil.
Tidak membutuhkan pensil dan kertas khusus. Rijal menggambar menggunakan pensil apa saja. Asalkan memiliki ketajaman warna. ‘’Kertas juga apa saja. Saya sering memakai buku gambar biasa,’’ tutur pria lulus madrasah aliyah (MA) itu. (*/rij)