Siapa sangka bahan seperti daun jagung, sabut kelapa, dan daun pandan bisa jadi kesenian bernilai tinggi. Bahkan, bisa disukai konsumen luar negeri.
M. NURKOZIM, Radar Bojonegoro
BAHAN – bahan serat itu menumpuk di sekitar rumah Anggi di Desa Kecamatan Kasiman. Tampak serat dengan warna-warna asli dan kering. Sebuah pemandangan tak jamak, karena rerata serat-serat alam itu biasanya dibiarkan begitu saja. Tidak dimanfaatkan. Bahkan, tidak jarang berakhir di tempat sampah.
Hal itu menggerakkan hati Anggi Anggi Puspita untuk memanfaatkannya. Perempuan 32 tahun itu kemudian berkreasi berbagai bahan serat itu. “Saya berusaha memanfatkan barang tidak terpakai itu daripada menjadi sampah” ujarnya kepada Jawa Pos Radar Bojonegoro.
Anggi mengkreasikan bahan bahan serat alam itu menjadi berbagai hiasan. Tidak disangka kreasinya diminati banyak orang. Bahkan, konsumennya banyak dari luar negeri.
Setiap bulan, Anggi menerima pesanan kerajinan berbahan serat alam dari berbagai negara-negara di Eropa. Pengiriman tidak dilakukan langsung sendiri. Tetapi, melaui seorang kawan kebetulan memiliki koneksi di berbagai negara-negara Eropa.
“Paling banyak di Belanda dan Korea Selatan,” ujarnya.
Anggi belum lama menjadi perajin dan pengusaha serat. Sebelumnya menjual berbagai kerajinan suvenir dari bahan kayu jati. Dia membelinya dari berbagai seniman di Desa Kasiman. Desa Kasiman memang dikenal sebagai gudangnya aneka kerajinan berbahan kayu jati.
Kerajinan itu dia cat ulang. Dia buat warnanya lebih cerah. Hasilnya, banyak suka dengan kerajinan itu. Permintaan terus berdatangan. ” Warna asli justru tidak diminati,” terangnya.
Lama-lama pemain di bidang itu kian banyak. Hal itu membuat harga kian anjlok. Itu karena produk serupa kian banyak. Dia banting setir kerajinan serat alam itu.
Suatu hari, temannya punya koneksi di luar negeri kebetulan melihat kerajinan serat karyanya. Orang itupun tertarik dan menawarkan ke pelanggannya di Eropa. Dari situ permintaan kerajinan ke Eropa kian meningkat.
Anggi tidak ingin berdiam. Kiprahnya sebagai perajin serat alam semakin meluas. Memulai banyak mengajarkan keahlian itu pada masyarakat sekitar rumahnya. Kini belasan ibu-ibu mulai mahir mengolah serat alam menjadi kerajinan.
Para ibu-ibu itu kini bekerja membuat kerajinan. Anggi menampung karya-karya itu dan menjualnya. Tentu, membantu perekonomian ibu-ibu Desa Kasiman. “Alhamdulillah sampai sekarang masih lancar,” ujar perempuan mendapat penghargaan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim 2021 sebagai perempuan inspiratif.
Menurut Anggi, alam di sekitar kita banyak terdapat serat alam. Serat alam itu bisa dimanfaatkan dengan berbagai hal bermanfaat. “Jika dikelola dengan baik, serat itu akan menjadi bahan bernilai ekonomi tinggi,” ujarnya dengan santai. (*/zim)