Kejinakan iguana menjadi salah satu daya tarik untuk dipelihara. Pendapatan dari menjual hasil ternak iguana sudah dirasakan Wahyu Kusdianto.
M. Gamal Ayatullah, Radar Lamongan
SAAT ke suatu tempat di Surabaya pada 2016, mata Wahyu Kusdianto, 33, tertuju ke iguana. Diperhatikannya terus hewan yang memiliki jambul di bawah rahang dan deretan sisik membentuk duri besar di tubuh bagian atasnya itu.
Wahyu tertarik dengan hewan marga kadal tersebut. Dia memutuskan membeli satu jodoh iguana yang berumur dua minggu.
‘’Hewan ini tak banyak gerak, jinak saat di luar kandang. Jadi mudah dipegang,’’ tutur pria asal Desa Gendong Kulon, Kecamatan Babat ini.
Saat ini, dia memiliki 20 ekor iguana. Jenisnya, iguana hijau, merah, biru. Juga albina hijau dan merah. Tidak sulit membedakan iguana jantan dan betina. Pejantan postur tubuh lebih besar. Jambul juga lebih tegak dan tajam. Sedangkan bentuk tubuh betina  lebih pendek.
Pemberian makan iguana relatif mudah. Kangkung menjadi bahan makanan yang diberikan Wahyu untuk hewan ternaknya itu setiap hari.
Hanya ada perlakuan berbeda untuk perawatan iguana di setiap musim. Saat musim panas, hewan berfamili iguanidae itu harus dijemur setiap hari. Waktunya, 2 – 3 jam.
Ketika memasuki musim hujan, Wahyu menyiapkan lampu agar tubuh iguana hangat. Jika suhu kurang hangat, maka pencernaan hewan herbivora tersebut dapat terganggu.
‘’Untuk musim bertelur, dalam satu tahun hanya satu kali,’’ ucap bapak tiga anak ini.
‘’Waktunya kawin, betina dengan ukuran 110 cm dengan umur 2 – 3 tahun. Kalau jantan, umur 1,5 tahun sudah birahi,’’ imbuhnya.
Iguana mengalami birahi di Mei hingga Oktober. Tandanya, di antaranya nafsu makan pejantan berkurang selama satu – dua bulan. Setelah kawin, maka nafsu makannya kembali normal.
Sementara betina, jika sudah gendong telur, maka lebih banyak tidak makan selama sebulan. ‘’Bertelur tergantung bulannya. Seperti bulan 6 kawin, maka bulan 8 bertelur, serta bulan 10 sudah menetas,’’ jelas Wahyu.
Seekor indukan bisa bertelur 24 butir hingga 62 butir. Namun, saat penetasan, tidak semuanya berhasil. Sebab, Wahyu memilih melakukan cara sederhana untuk menetaskan iguana. Dia menggunakan inkubator sinar lampu bersuhu 27 derajat celcius selama dua bulan. Medianya, pasir Bengawan Solo. Alasannya, kehangatannya awet.
Wahyu sudah menjual ternaknya ke Jakarta, Bali, Samarinda, dan Makassar. Harga dari ratusan ribu rupiah hingga Rp 2 juta per ekor, tergantung usianya. (*/yan)