30.7 C
Bojonegoro
Tuesday, June 6, 2023

Buku Jenggala, Edarkan Buku Jarang Ada di Perpustakaan Umum

Kirim Buku ke Pembaca, Sekaligus Minta Resensi

- Advertisement -

Meningkatnya minat baca mesti dibarengi buku bacaan yang relevan. Hal itulah digalakkan Muhamad Baharudin Romadhoni, hingga mendirikan perpustakaan Buku Jenggala. Perpustkaan mini menghadirkan buku-buku untuk anak-anak sampai remaja. Mulai buku sastra hingga bacaan terkini dan mengantarkan ke pembaca secara mandiri.

DHANI WAHYU A, Radar Bojonegoro

 

RUANGAN sederhana itu terdapat ragam buku. Mini perpustakaan. M. Burhanudin Romadhoni pemilik sedang memilah buku untuk dikirim ke pembaca di daerah perkotaan Bojonegoro. Ada 5 sampai 10 buku hendak dipinjamkannya.

 

- Advertisement -

Lelaki asal Desa Wedi, Kecamatan Kapas, ini serius meminjamkan buku-buku sejak awal 2021. Mulai merasakan antusiasme minat baca. Berdasar data Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Bojonegoro, jumlah kunjungan meningkat. Dari 2021 sebanyak 5.028 pengunjung, naik pada 2022 dengan 6.885 pengunjung. Meski minat baca di Bojonegoro masih kategori sedang.

 

‘’Kebanyakan buku bisa dibaca di perpustakaan umum buku-buku lama dan kurang relevan. Atau buku-buku tebal jarang dilirik anak muda,” ujar Rudi sapaan akrabnya

 

Sejak dua tahun lebih 300 buku yang dikoleksi. Namun, mahasiswa jurusan teknik informatika tersebut, mengaku bahwa Buku Jenggala tidak berorientasi komunitas, tapi sekadar menyewakan buku bisa diakses semua kalangan. Setiap ada kegiatan melibatkan komunitas sastra, Buku Jenggala sering hadir sebagai pemasok buku. Baik dipinjamkan atau untuk dibedah. Tidak ada sumbangan terkait kegiatannya.

 

Buku paling banyak diminati pembaca tentang kesehatan mental. Sesuai tema sering menjadi bahan pembicaraan remaja hari ini. Hal tersebut membuat perpustakaan Buku Jenggala digemari kalangan remaja. Isu-isu terkait psikologi, tulisan ilmiah, isu sosial dan lingkungan selama ini jarang mendapat tempat di perpustakaan umum.

 

Juga banyak buku anak-anak untuk membudayakan generasi penerus membaca sejak dini. Perpustakaan Buku Jenggala bertransformasi ke bentuk digital. Mengajak peran aktif pembaca memberi resensi buku disewakannya. Nantinya disebarluaskan melalui blog maupun media sosial. ‘’Ttidak sekadar membaca, tapi upaya meningkatkan literasi, membaca menyimak dan menulis,” jelasnya. (*/rij)

Meningkatnya minat baca mesti dibarengi buku bacaan yang relevan. Hal itulah digalakkan Muhamad Baharudin Romadhoni, hingga mendirikan perpustakaan Buku Jenggala. Perpustkaan mini menghadirkan buku-buku untuk anak-anak sampai remaja. Mulai buku sastra hingga bacaan terkini dan mengantarkan ke pembaca secara mandiri.

DHANI WAHYU A, Radar Bojonegoro

 

RUANGAN sederhana itu terdapat ragam buku. Mini perpustakaan. M. Burhanudin Romadhoni pemilik sedang memilah buku untuk dikirim ke pembaca di daerah perkotaan Bojonegoro. Ada 5 sampai 10 buku hendak dipinjamkannya.

 

- Advertisement -

Lelaki asal Desa Wedi, Kecamatan Kapas, ini serius meminjamkan buku-buku sejak awal 2021. Mulai merasakan antusiasme minat baca. Berdasar data Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Bojonegoro, jumlah kunjungan meningkat. Dari 2021 sebanyak 5.028 pengunjung, naik pada 2022 dengan 6.885 pengunjung. Meski minat baca di Bojonegoro masih kategori sedang.

 

‘’Kebanyakan buku bisa dibaca di perpustakaan umum buku-buku lama dan kurang relevan. Atau buku-buku tebal jarang dilirik anak muda,” ujar Rudi sapaan akrabnya

 

Sejak dua tahun lebih 300 buku yang dikoleksi. Namun, mahasiswa jurusan teknik informatika tersebut, mengaku bahwa Buku Jenggala tidak berorientasi komunitas, tapi sekadar menyewakan buku bisa diakses semua kalangan. Setiap ada kegiatan melibatkan komunitas sastra, Buku Jenggala sering hadir sebagai pemasok buku. Baik dipinjamkan atau untuk dibedah. Tidak ada sumbangan terkait kegiatannya.

 

Buku paling banyak diminati pembaca tentang kesehatan mental. Sesuai tema sering menjadi bahan pembicaraan remaja hari ini. Hal tersebut membuat perpustakaan Buku Jenggala digemari kalangan remaja. Isu-isu terkait psikologi, tulisan ilmiah, isu sosial dan lingkungan selama ini jarang mendapat tempat di perpustakaan umum.

 

Juga banyak buku anak-anak untuk membudayakan generasi penerus membaca sejak dini. Perpustakaan Buku Jenggala bertransformasi ke bentuk digital. Mengajak peran aktif pembaca memberi resensi buku disewakannya. Nantinya disebarluaskan melalui blog maupun media sosial. ‘’Ttidak sekadar membaca, tapi upaya meningkatkan literasi, membaca menyimak dan menulis,” jelasnya. (*/rij)

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru


/