28.9 C
Bojonegoro
Friday, March 31, 2023

Intan Sarikullah, Produsen Kerupuk Biji Trembesi di Desa Jotosanur

Hilangkan Rasa Pahit, Disangrai Lima Menit

- Advertisement -

Pohon trembesi banyak tumbuh di Lamongan. Namun, ternyata biji pohon berukuran besar tersebut bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku camilan. Intan Sarikullah menemukan ide membuat kerupuk berbahan dasar trembesi. Hasilnya, kerupuk produksinya kini merambah ke sejumlah daerah di Indonesia.

 

M. Gamal Ayatullah, Radar Lamongan

 

BANYAK pohon trembesi tumbuh subur ketika melintas di jalan provinsi Lamongan – Mantup. Termasuk di depan rumah Intan Sarikullah di Desa Jotosanur, Kecamatan Tikung tumbuh pohon yang memiliki nama ilmiah samanea saman tersebut.

- Advertisement -

 

Awalnya, biji pohon trembesi banyak tercecer dan dibiarkan digilas kendaraan. Intan akhirnya mencari pengetahuan tentang biji trembesi, yang sebenarnya bisa diolah dan dikonsumsi. Pada Tahun 2017, Intan memunguti ceceran biji trembesi. Intan harus memutar otak agar bisa mengkombinasikan untuk camilan. Intan mencoba beberapa cara agar bisa menghilangkan rasa pahit biji trembesi. Awalnya meski dibersihkan, namun biji trembesi masih terasa pahit. Intan tak lantas menyerah. Dia mencoba sedikit demi sedikit trembesi.

 

‘’Kalau pertama kali membuat ya puahit (sangat pahit, Red) sampai tak bisa dimakan, karena kebanyakan biji tersebut,’’ imbunya.

 

Suatu ketika, Intan mencoba menyangrai biji trembesi terlebih dulu selama lima menit. Dari uji coba itu, diketahui jika proses tersebut mampu menghilangkan rasa pahitnya.

 

‘’Hingga saya mendapatkan ide kalau bahan dasar tersebut cocok digunakan untuk kerupuk,’’ katanya.

 

Bahan yang dibutuhkan yakni tepung terigu, biji trembesi dan bumbu masak seperti bawang putih, garam, lada, dan beberapa lainnya. Takarannya 1 kilogram (kg) tepung terigu menggunakan 4 sendok makan biji trembesi.

 

Proses pembuatannya, bahan dasar biji dicampur dengan tepung dan bumbu masak menjadi adonan. Setelah itu, bahan tercampur menjadi satu dikukus selama sekitar 20 menit. Barulah dipotong tipis hingga dikeringkan. Proses akhir digoreng dan kerupuk biji trembesi siap disantap.

 

Kemasan kerupuk brevariasi mulai 150 gram dengan harga rp 10 ribu. Hingga kini, Intan menerima pesanan hingga 24 kilogram (kg) per bulan. Kini Intan menerima pesanan dari luar daerah. Seperti Madiun, Surabaya, Mojokerto, Tegal, Cirebon, Jakarta, dan Cilacap. Di bawah naungan Disperindag Lamongan, kerupuk biji trembesi telah dikirim ke Turky untuk di tes bulan lalu.

 

‘’Masih menunggu pengumunan,’’ terang Intan. (*/ind)

Pohon trembesi banyak tumbuh di Lamongan. Namun, ternyata biji pohon berukuran besar tersebut bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku camilan. Intan Sarikullah menemukan ide membuat kerupuk berbahan dasar trembesi. Hasilnya, kerupuk produksinya kini merambah ke sejumlah daerah di Indonesia.

 

M. Gamal Ayatullah, Radar Lamongan

 

BANYAK pohon trembesi tumbuh subur ketika melintas di jalan provinsi Lamongan – Mantup. Termasuk di depan rumah Intan Sarikullah di Desa Jotosanur, Kecamatan Tikung tumbuh pohon yang memiliki nama ilmiah samanea saman tersebut.

- Advertisement -

 

Awalnya, biji pohon trembesi banyak tercecer dan dibiarkan digilas kendaraan. Intan akhirnya mencari pengetahuan tentang biji trembesi, yang sebenarnya bisa diolah dan dikonsumsi. Pada Tahun 2017, Intan memunguti ceceran biji trembesi. Intan harus memutar otak agar bisa mengkombinasikan untuk camilan. Intan mencoba beberapa cara agar bisa menghilangkan rasa pahit biji trembesi. Awalnya meski dibersihkan, namun biji trembesi masih terasa pahit. Intan tak lantas menyerah. Dia mencoba sedikit demi sedikit trembesi.

 

‘’Kalau pertama kali membuat ya puahit (sangat pahit, Red) sampai tak bisa dimakan, karena kebanyakan biji tersebut,’’ imbunya.

 

Suatu ketika, Intan mencoba menyangrai biji trembesi terlebih dulu selama lima menit. Dari uji coba itu, diketahui jika proses tersebut mampu menghilangkan rasa pahitnya.

 

‘’Hingga saya mendapatkan ide kalau bahan dasar tersebut cocok digunakan untuk kerupuk,’’ katanya.

 

Bahan yang dibutuhkan yakni tepung terigu, biji trembesi dan bumbu masak seperti bawang putih, garam, lada, dan beberapa lainnya. Takarannya 1 kilogram (kg) tepung terigu menggunakan 4 sendok makan biji trembesi.

 

Proses pembuatannya, bahan dasar biji dicampur dengan tepung dan bumbu masak menjadi adonan. Setelah itu, bahan tercampur menjadi satu dikukus selama sekitar 20 menit. Barulah dipotong tipis hingga dikeringkan. Proses akhir digoreng dan kerupuk biji trembesi siap disantap.

 

Kemasan kerupuk brevariasi mulai 150 gram dengan harga rp 10 ribu. Hingga kini, Intan menerima pesanan hingga 24 kilogram (kg) per bulan. Kini Intan menerima pesanan dari luar daerah. Seperti Madiun, Surabaya, Mojokerto, Tegal, Cirebon, Jakarta, dan Cilacap. Di bawah naungan Disperindag Lamongan, kerupuk biji trembesi telah dikirim ke Turky untuk di tes bulan lalu.

 

‘’Masih menunggu pengumunan,’’ terang Intan. (*/ind)

Artikel Terkait

Most Read

56 CJH di Lamongan Mengundurkan Diri

31 Peserta Tak Ikuti Tes

Mengemudi Bus, Sopir Meninggal Mendadak

Artikel Terbaru

Diparkir di Kos, Motor Raib

Amankan Pengedar SS di Pantura

Dituntut 6,5 Tahun


/