30.7 C
Bojonegoro
Tuesday, June 6, 2023

Siswa SMA Lamongan Berbagi Cerita dari Negeri Matahari Terbit

Sempat Kesulitan Berkomunikasi, Terkesan Transportasi Umum

- Advertisement -

Enam pelajar SMA di Lamongan berkesempatan terbang ke Jepang. Di negara bunga sakura itu, mereka membawa misi perdamaian melalui pendidikan dengan Akifuchu Hiroshima School.

RIKA RATMAWATI, Lamongan

 

BANYAK cerita yang dibawa Dilla Sazatur Rahma, Amelia Chusna, Aliyah Shakira, Haikal Alfarabi, Dede Jasmin, dan Rafel Dzinun, setelah seminggu di Jepang.

 

- Advertisement -

Dilla misalnya. Dia senang bisa menikmati musim dingin yang suhunya antara 1 – 5 derajat celcius. Bekal obat – obatan yang dibawanya dari rumah sangat bermanfaat.

 

“Saya bawa obat flu, demam, dan obat lain untuk mengantisipasi. Alhamdulillah sehat sampai pulang ke rumah,” ujarnya.

 

Dia sangat bangga bisa menimba pengetahuan di negara sejuta stasiun tersebut. Bersama lima temannya, Dilla membuat project bersama dengan pelajar Filipina yang juga datang ke salah satu SMA ternama di Hiroshima tersebut.

 

Untuk mengikuti program pertukaran pelajar ini, Dilla mengikuti tes yang diselenggarakan Dinas Pendidikan Lamongan bekerjasama dengan sekolah di Jepang. Enam siswa dari tiga sekolah berbeda berhasil lolos dan akhirnya diberangkatkan ke Jepang.

 

Selama di Jepang, Dilla mengamati banyak hal. Mulai kehidupan laut, perkebunan, pengelolaan sampah, dan belajar tentang industri. Dia juga mendapatkan banyak teman dari beberapa negara selama berada di Jepang. “Saya sempat kesulitan dalam komunikasi, karena kita menggunakan bahasa Inggris sementara beberapa masih menggunakan bahasa Jepang,” terangnya.

 

Sementara itu, Rafel, peserta lainnya, senang tidak hanya mendapatkan materi belajar di kelas. Dia diajak ke kampus di Hiroshima. Saat tour de campus, dikenalkan dengan IGS scholarship. Kampus itu diperuntukkan bagi siswa internasional dan hanya memiliki 3 bidang. Yakni, culture and tourism, peace and communication, environment and society. Dia diajak ke Hiroshima University space science center astronomical observatoy untuk mengamati planet-planet dan bulan secara langsung menggunakan teleskop yang sangat besar. ‘’Kemarin tutornya mahasiswa dari Indonesia yang menimba ilmu di sana,’’ ujarnya.

 

Menurut dia, semua pelajar di Jepang sangat terbuka. Sehingga bisa bertukar ilmu dan wawasan. Diskusi panjang sering digelar. “Saya paling senang karena transportasi umumnya sangat berkesan dan bersih tentunya,” tambahnya.

 

Enam siswa yang mengikuti program itu didampingi koordinator pertukaran pelajar Dinas Pendidikan Lamongan, Chusnu Yuli. (*/yan)

Enam pelajar SMA di Lamongan berkesempatan terbang ke Jepang. Di negara bunga sakura itu, mereka membawa misi perdamaian melalui pendidikan dengan Akifuchu Hiroshima School.

RIKA RATMAWATI, Lamongan

 

BANYAK cerita yang dibawa Dilla Sazatur Rahma, Amelia Chusna, Aliyah Shakira, Haikal Alfarabi, Dede Jasmin, dan Rafel Dzinun, setelah seminggu di Jepang.

 

- Advertisement -

Dilla misalnya. Dia senang bisa menikmati musim dingin yang suhunya antara 1 – 5 derajat celcius. Bekal obat – obatan yang dibawanya dari rumah sangat bermanfaat.

 

“Saya bawa obat flu, demam, dan obat lain untuk mengantisipasi. Alhamdulillah sehat sampai pulang ke rumah,” ujarnya.

 

Dia sangat bangga bisa menimba pengetahuan di negara sejuta stasiun tersebut. Bersama lima temannya, Dilla membuat project bersama dengan pelajar Filipina yang juga datang ke salah satu SMA ternama di Hiroshima tersebut.

 

Untuk mengikuti program pertukaran pelajar ini, Dilla mengikuti tes yang diselenggarakan Dinas Pendidikan Lamongan bekerjasama dengan sekolah di Jepang. Enam siswa dari tiga sekolah berbeda berhasil lolos dan akhirnya diberangkatkan ke Jepang.

 

Selama di Jepang, Dilla mengamati banyak hal. Mulai kehidupan laut, perkebunan, pengelolaan sampah, dan belajar tentang industri. Dia juga mendapatkan banyak teman dari beberapa negara selama berada di Jepang. “Saya sempat kesulitan dalam komunikasi, karena kita menggunakan bahasa Inggris sementara beberapa masih menggunakan bahasa Jepang,” terangnya.

 

Sementara itu, Rafel, peserta lainnya, senang tidak hanya mendapatkan materi belajar di kelas. Dia diajak ke kampus di Hiroshima. Saat tour de campus, dikenalkan dengan IGS scholarship. Kampus itu diperuntukkan bagi siswa internasional dan hanya memiliki 3 bidang. Yakni, culture and tourism, peace and communication, environment and society. Dia diajak ke Hiroshima University space science center astronomical observatoy untuk mengamati planet-planet dan bulan secara langsung menggunakan teleskop yang sangat besar. ‘’Kemarin tutornya mahasiswa dari Indonesia yang menimba ilmu di sana,’’ ujarnya.

 

Menurut dia, semua pelajar di Jepang sangat terbuka. Sehingga bisa bertukar ilmu dan wawasan. Diskusi panjang sering digelar. “Saya paling senang karena transportasi umumnya sangat berkesan dan bersih tentunya,” tambahnya.

 

Enam siswa yang mengikuti program itu didampingi koordinator pertukaran pelajar Dinas Pendidikan Lamongan, Chusnu Yuli. (*/yan)

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru


/