BOJONEGORO, Radar Bojonegoro– Di sela-sela kegiatan resesnya bersama konstituennya, anggota MPR RI dari Fraksi Partai Demokrat Dr. Didik Mukrianto, SH., MH terus melakukan penguatan nasionalisme melalui kegiatan Sosialisasi 4 Pilar MPR RI di daerah pemilihan Jatim IX (Bojonegoro-Tuban).
Kegiatan berlangsung di Bojonegoro Kamis (02/03) itu dihadiri perwakilan tokoh masyarakat dan pemuda Kabupaten Bojonegoro.
Dalam paparannya, Didik Mukrianto mengingatkan pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan, memupuk toleransi dan tenggang rasa, serta menjauhi sikap intoleransi dan saling bermusuhan menjelang Pemilihan Umum Tahun 2024.
“Menjelang Pemilihan Umum Tahun 2024 ini kita harus terus mengedepankan saling menghargai perbedaan pilihan. Kita berharap pemilu kita tidak lagi diwarnai oleh politik identitas yang melebihi takarannya. Jangan termakan berita bohong, fitnah dan adu domba,” pinta pinta Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat.
Didik berharap dalam pemilu mendatang bisa berlangsung lebih baik, lebih fair, terus jujur dan adil. “Yang sudah baik kita pertahankan, yang belum baik kita perbaiki. Itulah harapan kita semua. Saya yakin itu pula harapan rakyat kita,” kata Didik.
Didik berpesan, jangan sampai ada rasa permusuhan. Hindari politik yang membelah dan memisahkan. Harus terus membangun hubungan antar kekuatan politik yang lebih damai dan menyatukan. Hubungan yang bernuansa kawan dan lawan harus diganti dengan hubungan antar mitra.
“Kemitraan untuk membangun bangsa. Kemitraan dan kebersamaan untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi rakyat. Rakyat menghormati negara dan pemimpinnya. Negara dan pemimpin sabar dan mengayomi rakyat dengan adil dan penuh rasa kasih sayang. Bersatu kita teguh. Bersama kita lebih kuat. Together we are stronger,” ajak Ketua Umum Pengurus Nasional Karang Taruna ini.
Selain isu Pemilu, Didik juga mengingatkan permasalahan dan tantangan yang mengemuka saat ini adalah ekonomi. Menurutnya, masyarakat juga harus memberikan perhatian dan berupaya sekuat tenaga untuk membantu pemerintah mengatasinya.
“Mengapa? Jika ekonomi menurun, apalagi memburuk, rakyatlah yang paling terkena dampaknya. Terutama rakyat golongan miskin dan kurang mampu, yang jumlahnya puluhan juta di negeri kita. Sebaliknya, jika ekonomi kita meningkat, taraf hidup rakyat akan meningkat pula. Kita mengetahui, pemerintah telah berupaya sekuat tenaga untuk mengatasi permasalahan ekonomi kita. Termasuk menjaga pertumbuhan, fundamental dan aspek-aspek ekonomi makro lainnya. Sepengetahuan saya, sebagian upaya itu berhasil dengan baik, sebagian belum,” terang Didik.
Menurut Didik, paling tidak masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Tahun 2023, dan tahun-tahun kedepannya, ekonomi global dan kawasan diperkirakan dalam keadaan tidak baik. Banyak yang mengatakan dunia akan mengalami resesi ekonomi. Artinya, pertumbuhan akan melambat atau tumbuh rendah. Keadaan ini akan berdampak negatif dan makin membebani ekonomi Indonesia.
“Karenanya, Indonesia tidak cukup hanya berjaga-jaga. Atau hanya siap untuk melakukan antisipasi dan adaptasi semata. Kita harus sangat serius dalam upaya mengurangi dampak buruk resesi dunia itu terhadap ekonomi kita. Sangat berbahaya kalau kita lalai dan bersikap business as usual,” jelas Didik.
Mengingat persoalan di bidang ekonomi cukup berat, Didik mengajak para peserta sosialisasi 4 Pilar MPR RI untuk terus membantu pemerintah dalam menjaga stabilitas ekonomi, stabilitas sosial dan stabilitas politik, agar pembangunan ekonomi berhasil dengan baik.
“Namun, untuk mengejar sasaran ekonomi, tidak berarti demokrasi, kebebasan dan kedaulatan rakyat dianggap tidak penting. Kita, bangsa Indonesia, telah mematahkan mitos lama bahwa seolah kita harus memilih salah satu. Demokrasi atau ekonomi. Kebebasan atau keamanan. Kita telah membuktikan bahwa pembangunan ekonomi dapat kita lakukan dengan baik, tanpa meminggirkan demokrasi, kebebasan dan kedaulatan rakyat,” pungkas Didik. (*)